Bijak
Bermedia Sosial
Akhir-akhir
ini media sosial memang menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi masyarakat
terutama remaja. Perkembangan teknologi yang semakin canggih menawarkan
kecepatan akses, kemudahan dan fleksibitas mencari konten yang dikehendaki.
Menurut data yang diperoleh, Indonesia merupakan salah satu pengguna internet
terbanyak dan menempati peringkat atas pengguna media sosial. Seratus juta
pengguna lebih adalah penggila media sosial. Data tersebut diprediksi akan terus
meningkat setiap tahun.
Peningkatan
inilah yang perlu diperhatikan. Sebagian besar masyarakat setidaknya memiliki
satu akun media sosial. Dampak yang terjadi akibat penggunaan media sosial ini
terkadang tidak bisa dipungkiri lagi. Orang mendapatkan kebebasan untuk
mengutarakan pendapat dan berbagai gagasan pikiran melalui akunnya. Muncul
sebuah demokrasi online yang bisa menghubungkan para penggunanya. Tapi
kejahatan dan tindakan asusila bisa terjadi melalui media sosial tersebut.
Media
sosial memang bersifat ambivalen. Ibarat pedang bermata dua, media sosial
memiliki dua sisi yang mempengaruhi penggunanya. Sisi positif dan negatif
adalah hal yang pasti ditemui dari penggunaan media sosial. Bila seseorang
bijak menggunakannya maka hal-hal positiflah yang akan didapatkan. Sebaliknya
dengan asal memposting tanpa berpikir efek yang akan ditimbulkan, malah menjadi
bumerang bagi pemilik akun.
Media
sosial tak bisa disalahkan, konsekuensi menggunakan media sosial yang harus
diantisipasi. Media sosial adalah wadah untuk memperluas jaringan sosial,
menjadikan wadah mengungkapkan gagasan, dan untuk berbagi ide-ide positif.
Kebebasan berbicara di media sosial bukan masalah kebablasan saja, namun cara
pengguna dan apa saja konten yang diunggahnya yang perlu kita perbaiki. Untuk
menjadi bijak bisa dimulai dari sendiri.
Di
era kekinian lebih baik menggunakan media sosial dengan bijak daripada hanya
untuk menyebar hoax, konten pornografi dan memaki orang lain. Media sosial
dapat kita manfaatkan sebagai kebebasan untuk membuat konten yang inspiratif.
Tidak usah muluk-muluk seperti motivator
profesional, bisa kita bagikan hal-hal kecil yang kita lakukan.
Berkomentar untuk mengkritik bukan menjatuhkan. Selain itu media untuk menyebar
informasi yang berguna di sekitar lingkungan. Jadi, baik dan buruknya media
sosial tergantung bagamana kita menggunakannya dan konten apa yang kita akses.
ps.: sebenarnya ini tulisan yang lagi-lagi gagal masuk dapur redaksi salah satu media koran hehe. semoga bermanfaat aja buat yang udah baca ;)