Selasa, 10 Oktober 2017

Menulis cerpen untuk dikirim ke majalah: tips dan suka duka

Hai, sweet people!



Pengen gak karyamu dimuat di media yang dibaca banyak orang? Pengen dong, sebagai salah satu harapan penulis ya memang ingin karyanya bisa menyentuh pembacanya, paling enggak menyampaikan pesan dari ceritanya lah.



Termasuk diriku juga pengen dimuat tapi belum ada kabar bahagia haha entah online atau cetak. Terus berusaha dong ya kan.



Nah, berhubung judulnya menulis cerpen untuk dimuat, iya kalau diterima redaksi. Kalau enggak mau nulis apa disini? Aku mau nyampein apa aja kendala dan tips biar gak ngedrop dan caranya bangkit dari keterpurukan(?) karena belum dimuat-muat menurut versiku aja deh. :D

Apa aja?

1. Kehabisan ide
Kalau menulis cerpen gak selesai-selesai, bahkan sampai berjam-jam kamu stuck disitu aja, kamu bakalan males nglanjutin ceritamu. Ini sering aku alami dan bikin waktu terbuang sia-sia yang harusnya bisa buat kegiatan lain.

Tips: aku biasanya gak kupaksain nulis, toh gak ada yang mau kutulis. Jadi istirahat dan tinggalkan sejenak biar ide mengalir lagi. Karena menulis bagiku sekarang bukan tuntutan seperti orang yang udah profesional, ya dibikin santai dulu. Aku tinggal makan, tinggal main hp bentar, bahkan kulanjutin hari berikutnya.


2.Takut gak dimuat majalah
Tujuan nulis cerpen kan ada buat hobi buat dikirim majalah, macem-macem. Nah, ada rasa cemas takut kalau hasil pikiran kita ternyata gak dipublish oleh media yang kita harapkan. Karena rasa takut itu bikin jadi minder dan bisa menghambat proses penulisan.

Tips: wajar yah takut gak dimuat apalagi udah menguras otak dan keringat bikin cerita yang bagus malah mikirin dimuat atau enggaknya. Kalau aku sih kubiarin aja rasa takut itu ada, dan kunikmati. Setelah berpikir galau-galauan aku jadi mikir masa bodo, gak kupikirin yang penting nulis dan pengen ceritaku selesai. Syukur kalau dimuat kalau enggak ya bukan rejeki. Pikir positifnya aja. Paling nggak temenmu suruh baca lah. Biar effortmu dapat dinikmati orang lain, gak harus di majalah atau media besar.


3. Tulisan berhenti ditengah jalan, gak dilanjutin
Ini kendala yang berhubungan sama kehabisan ide, kalau stuck, terus males ngelanjutinnya. Aku sering gini jadi setengah cerita. Sampai-sampai gak mau nulis lagi. Sayang sih, gak dilanjutin tapi kalau mau dilanjutin gak ada plot yang menarik. Mesti ngerombak dari awal.

Tips: ada dua pilihan, mau mulai dari awal lagi, atau ngrevisi dan ngelanjutin cerita pada awalnya. Kalau aku cenderung tak paksain dan endingnya maksa banget. Hahaa buat konsumsi pribadi.

4. Cerita gak sesuai ide pertama
Kerangka ide yang kita tulis udah fix, tapi setelah nulis panjang-panjang kok ceritanya jadi beda. Mungkin karena efek dikerjakan tidak dalam waktu dan kondisi yang sama, hingga mempengaruhi mood.

Tips: percaya deh sama pikiranmu, kalau ceritanya bagusan gak sesuai ide awal maka kamu punya kreativitas dan gak terpaku sama satu ide. Dan kalau bisa minta kritik temen temenmu yang mau baca ceritamu. Buat keputusanmu. Aku sering baget dikatain ceritanya terlalu cepat alurnya, agak maksa. Hahaa biarlah latihan juga.

5. MALAS
Adalah penyakit umum, buat aku sangatlah menjadi ancaman. Malas dalam berbagai alasan inilah itulah. Makin pinter buat alasan walaupun sebenarnya malas aja.

Tips: dear untuk penulis amatir seperti aku, jangan malas nak. Practice makes perfect. :D


Nah, gak penting kan tips diatas? Kalian pasti bisa dan punya cara masing-masing untuk membuat cerpen kalian berhasil dimuat di majalah dan media yang kalian incar. Kalau suatu saat nanti ceriraku dimuat, pengen ngeshare di blog juga seperti temen temen blogger yang udah berhasil. Hehe. Nothing to lose.

Semoga bermanfaat!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar